Cari Blog Ini

Senin, 13 Februari 2012

5 Cara Salah Mendidik Anak

Ghiboo.com - Menjadi orang tua memang tidak mudah, butuh kesabaran dalam membesarkan dan mendidik anak. Tapi, jika cara Anda salah, itu juga berakibat fatal dan buruk untuk masa depannya.
Terkadang tanpa Anda sadari, sikap dan cara didik kepada anak justru membuat mereka stres. Kadangkala terlalu memanjakan mereka, itu juga tidak baik bagi perkembangkan mereka.
Berikut ini ada 5 cara mendidik anak yang dianggap salah, seperti dikutip dari Times of India, Jumat (10/2).
Tidak ada waktu
Sebagai orang tua, Anda mungkin tidak pernah menyediakan waktu dengan anak-anak. Setidaknya menanyakan kegiatan mereka apa saja disekolah. Komunikasi dengan anak penting, karena jika mereka punya masalah, akan disampaikan ke Anda dan masalah itu bisa cepat diselesaikan.
Terlalu royal memberi hadiah
Sebaiknya Anda tidak terlalu mudah memberikan anak hadiah apalagi jika tidak didukung prestasi yang baik di sekolah. Anda boleh-boleh saja memberi mereka hadiah, tentunya dengan memberi pengertian apabila prestasi di sekolah bagus, minimal nilai pelajaran mereka baik.
Membandingkan-bandingkan
Banyak orang tua yang membandingkan anak mereka dengan orang lain, baik itu saudara, teman atau teman sekelas. Kondisi itu akan membuat meereka semakin merasa tidak layak. Anda harus tahu, setiap anak memiliki kemampuan berbeda, jadi lebih baik Anda memberi motivasi dan dukungan terhadap potensi yang ada padanya.
Terlalu dibebani
Anak juga butuh istirahat dan dicharge. Ibarat baterai, kegiatan yang padat setelah sekolah seperti les, kursus dan lainnya sudah cukup membebani mereka. Jadi, berilah mereka waktu menyalurkan hobi, apakah olahraga, mendengarkan musik atau bahkan tidur.
Terlalu menuntut
Ujian adalah saat-saat paling tidak menyenangkan bahkan menjadi beban bagi anak-anak. Semakin terbebani karena Anda menuntut nilai yang bagus, kondisi ini bisa membuat mereka semakin stres. Seharusnya, yakinkan anak Anda dan motivasi mereka bahwa nilai jelek bukan akhir dari semuanya, karena masih ada kesempatan lain.

Kamis, 09 Februari 2012

SEMANGAT BARU

http://www.forumgurupenulis.blogspot.comTERISNSPIRASI OLEH PERTEMUAN FORUM GURU PENULIS SMA/MA/SMK KAB BANTUL YANG DIADAKAN DI SMA IMOGIRI BANTUL,SEMANGAT BARU MUNCUL LAGI...
BLOG-KU YANG SUDAH SETAHUN TERTIDUR PULAS BAK MENGGELIAT LAGI....
DENGAN NIAT 'BISMILLAH' AKU KAN MEMULAI LAGI...AYO SEMANGAT....TULIS DAN TULIS....

Selasa, 28 Desember 2010

KATA HATI

Bahagia dan sedih merupakan permainan pikiran.
Jika kita memaknai hidup kita dengan kebahagiaan maka kesedihan didepan mata akan terlihat sebagai anugerah.
Bukankah di balik hujan pasti akan ada matahari yang bersinar ?
Yakinlah... setelah kesedihan akan selalu ada kebahagiaan.

Minggu, 07 November 2010

Dr Eko Teguh: Kandungan Gas Penyebab Tipe Letusan Merapi Berubah

Gunung Merapi memiliki kecenderungan membentuk kubah lava setelah bererupsi. Hal itu
bisa dilihat dari letusan Merapi apda 2006 yang meninggalkan kubah lava baru. Namun
pada letusan 2010 ini, terlihat perubahan tipe letusan. Vulkanolog Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta Dr Eko Teguh Paripurno, menjelaskan, kandungan gas dalam magma Merapi yang banyak membuat tipe letusannya menjadi berubah.
Berikut ini wawancara detikcom dengan penulis desertasi Karakter Lahar Gunung Api
Merapi sebagai Respons Perbedaan Jenis Erupsi Sejak Holosen ini, Jumat (5/11/2010).
Letusan Merapi kali ini bertipe vulkanian karena letusan berikutnya jauh lebih dahsyat?
Memang ada perubahan tipe letusan. Karena ada energi yang cukup maka bisa membersihkan kubah lava. Tidak hanya menyusupkan magma, tapi melontarkan. Ini karena energinya yang terakumulasi. Perubahan tipenya karena dinamika magma yang mengandung semakin banyak gas.

Tipe letusan Merapi memang dalam sejarahnya ada perubahan mengalirkan lava, membentuk kubah, erupsi letusan. Dan memang ada siklusnya. Jadi sekian tahun kubah, sekian tahun eksplosif, sekian tahun berubah lagi. Ini siklus gunung strato (tinggi dan mengerucut yang terdiri atas lava dan abu vulkanik yang mengeras).

Pada suatu gunung ada siklus pertumbuhan gunung api. Ada periode yang erupsinya banyak lava mengalir, bentuk kubah, dan sebagainya. Sifatnya bisa saja berubah-ubah, namun tidak berarti sangat cepat. Tipe strato, seperti kebanyakan gunung di Indonesia memang begitu.

Mengapa letusannya kali ini eksplosif vertikal?

Ini karena kekentalan lava dan energi yang terkandung. Tekanan gas yang sangat kuat membuat semburannya vertikal, semua ke atas. Seperti botol yang punya satu lubang ke atas. Tapi saya lihat ini ada bukaan di selatan. Jadi selain vertikal ada hembusan yang ke selatan.

Kegempaan yang terjadi, seperti tremor dan gempa vulkanik di sekitar Merapi merupakan tanda ada energi dari magma yang akan menuju kawah di puncaknya.

Tipe letusan gunung mengikuti sejarahnya. Adakah sejarah letusan Merapi yang katastrofik?

Memang pernah terjadi letusan besar, hanya saja bukan dalam sejarah modern. Letusan katrastofik itu artinya menghancurkan tubuhnya, seperti Gunung Krakatau. Nah, Merapi ini tidak pernah menghancurkan tubuhnya sendiri.

Yang pernah terjadi adalah erupsi sampai sebagian tubuhnya sliding, geser atau longsor. Merapi itu ada Merapi tua (60.000-8000 tahun lalu), pertengahan (8.000-2.000 tahun lalu) dan baru (2.000 tahun lalu-sekarang). Merapi yang kita kenal sekarang ini adalah Merapi baru.

Berdasar level Volcanic Explosivity Index (VEI), apakah letusan Merapi kali ini termasuk katastrofik?

Kalau materialnya jumlahnya 60 juta meter kubik. Artinya itu 0,06-0,1 km kubik, dan indeks erupsi level 4. Skala itu belum katastrofik. Kalau sudah mencapai level 6 atau 7 itu baru katastrofik. Merapi ini biasanya di VEI 2 atau 3. Saat ini sudah yang termasuk tingginya versi Merapi.

Gunung yang pernah VEI level 6 itu adalah Krakatau yang meletus pada 1883 dengan mengeluarkan 18 km kubik magma. Sedangkan yang VEI 7 adalah letusan Tambora pada 1815.

Gunung yang sering meletus akan memiliki skala VEI rendah dan sebaliknya gunung yang jarang meletus memiliki skala VEI tinggi.

Letusan besar kali ini karena bagian dari siklus letusan besar Merapi?

Sebenarnya Merapi itu memang cukup sering meletus. Saya rasa ini siklus 100 tahunan yang menyimpang atau lebih cepat 20 tahun. Karena pada tahun 1930 ada letusan Merapi yang besar.

Ada akumulasi gas di tubuh Merapi sehingga volume magma menjadi lebih besar. Karena itu energinya juga banyak.

Keasaman magma berbanding lurus dengan kekentalannya. Semakin asam magma, maka semakin kuat kemampuannya menahan gas. Semakin dalam waduk magma maka semakin besar erupsinya. Merapi ini masih untung karena kantong magmanya tidak terlalu dalam, kedalamannya sekitar 2,5 km dari puncak.

Badan Geologi Kementerian ESDM menyatakan material yang dikeluarkan Merapi mencapai hampir 100 juta meter kubik. Ini ancaman lahar dingin?

Material didistribusikan relatif merata. Kalau ada hujan, maka akan menjadi material lahar. Akan mengalir ke semua kali yang berhulu di Merapi, dan kalau banyak akan mengalir juga hingga Kali Code di Yogyakarta. Yang jelas, di mana ada Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terisi hasil erupsi maka akan ada lahar. Endapan lahar akan memenuhi sungai.

Rabu, 20 Oktober 2010

BYE- BYE PLUTO


Sidang umum himpunan astronomi internasional (International Union /IAU) ke 26 di Praha Republik Ceko, yang berakhir 25 Agustus 2006, menghasilkan keputusan bersejarah dalam dunia astronomi dengan mengeluarkan Pluto dari daftar planet-planet di tata surya kita. Mulai sekarang, anggota tata surya terdiri atas delapan planet, yakni Merkuris, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus.
Keputusan mengeluarkan Pluto yang sudah menjdi keluarga Planet tata  surya selama 76 tahun merupakan konsekuensi dtetapkannya definisi baru tentang planet. Resolusi 5A sidang umum IAU ke 26 berisi definisi baru itu. Dalam resolusinya tersebut dinyatakan sebuah benda langit bisa disebut planet apabila memenuhi 3 syarat, yakni mengorbit matahari, berukuran cukup besar sehingga mampu mempertahankan bentuk bulat dan memiliki jalur orbit yang jelas dan “bersih” (tidak ada benda langit lain di orbit tersebut).
Dengan definisi baru tersebut, pluto tidak berhak menyandang nama planet karena mempengaruhi syarat yang ketiga. Orbit Pluto memotong orbit planet Neptunus sehingga dalam perjalanannya mengelilingi matahari, Pluto kadang berada lebih dekat dengan matahari dibandingkan Neptunus.

Jumat, 15 Oktober 2010

Prakiraan Cuaca Ekstrem hingga Februari 2011


KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Ilustrasi.
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah menggelar rapat koordinasi tentang antisipasi terhadap iklim dan cuaca ekstrem yang diprediksi akan terjadi di Indonesia hingga Januari atau Februari 2011akibat dampak pemanasan global yang juga melanda dunia.

"Cuaca ekstrem diprediksi akan berlangsung hingga awal tahun depan. Karena itu, sasaran rakor adalah untuk mengatasi dampak iklim dan cuaca ekstrem yang belakangan ini sudah dirasakan oleh masyarakat luas," kata Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono di Jakarta, Senin (4/10/2010).

Seusai memimpin rapat koordinasi tentang antisipasi terhadap iklim dan cuaca ekstrem di Kantor Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan, Agung Laksono mengatakan, tujuan rakor juga untuk menentukan langkah-langkah lanjutan yang harus dilakukan oleh setiap kementerian atau lembaga terkait.

Menurut dia, kondisi Indonesia, selain memiliki keunggulan strategis, juga rentan terhadap bencana alam yang disebabkan fenomena cuaca dan iklim ekstrem serta gempa bumi.

Berdasarkan kajian panel antar-pemerintah mengenai iklim, aktivitas manusia merupakan penyebab meningkatnya suhu global yang memicu perubahan iklim yang ditandai dengan perubahan pola curah hujan, cuaca lebih ekstrem, naiknya paras air laut, bencana kekeringan, badai, banjir, gelombang panas, dan kebakaran hutan secara luas.

"Cuaca ekstrem dan perubahan pola curah hujan bisa berdampak pada gagal panen dan menyebabkan rawan pangan, gelombang tinggi yang membahayakan nelayan, banjir, dan lain sebagainya," katanya.

Menurut Agung Laksono, perubahan iklim dan cuaca ekstrem, selain memunculkan berbagai wabah penyakit dan gangguan kesehatan lainnya, juga akan berdampak pada para petani, yakni perubahan pola tanam dan gagal panen serta para nelayan yang tidak berani melaut akibat ombak tinggi. "Hal tersebut jika tidak segera diantisipasi akan menimbulkan kerawanan sosial," katanya.
Ia menambahkan, pemerintah merasa perlu meningkatkan pemahaman dan kewaspadaan masyarakat terhadap karakteristik dan sistem peringatan dini berbagai dampak yang diakibatkan oleh fenomena cuaca dan iklim ekstrem melalui upaya mitigasi, adaptasi, dan penguatan kelembagaan.

PVMBG Awasi Secara Intensif 20 Gunung Berapi di Indonesia

Kepala Bidang Pengamatan Gunung Api Pusat Vukanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Hendrasto menjelaskan bahwa saat ini ada 3 gunung berapi yang berstatus 'siaga' (level III) dan 17 gunung lainnya berstatus 'waspada' (level II).
     Tiga gunung api yang bersifat 'siaga' tersebut adalah Gunung Sinabung di Sumatera Utara, Karangetang di Sulawesi dan Gunung Ibu di Halmahera. Sementara itu untuk status gunung Sinabung turun dari status 'awas' (level IV) menjadi 'siaga' sejak 23 September 2010.
     17 gunung api lainnya berstatus waspasa (level II) yakni Gunung Merapi (gunung ini naik status dari aktif normal menjadi 'waspada' mulai tanggal 20 September 2010 yang lalu), Egon, Talang, Batur, Kaba, Anak Krakatau, Semeru, Slamet, Sangeang Api, Rinjani, Rokatenda, Soputan, Dukono, Gamalama, Papandayan, Lokon, Kerinci dan Gunung Bromo.
     Mengenai pelaporan aktivitas gunung api tersebut adalah secara real time on line, jelas Hendrasto saat ditanya mengenai bagaimana cara pelaporan aktivitas gunung api tersebut.