Cari Blog Ini

Rabu, 20 Oktober 2010

BYE- BYE PLUTO


Sidang umum himpunan astronomi internasional (International Union /IAU) ke 26 di Praha Republik Ceko, yang berakhir 25 Agustus 2006, menghasilkan keputusan bersejarah dalam dunia astronomi dengan mengeluarkan Pluto dari daftar planet-planet di tata surya kita. Mulai sekarang, anggota tata surya terdiri atas delapan planet, yakni Merkuris, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus.
Keputusan mengeluarkan Pluto yang sudah menjdi keluarga Planet tata  surya selama 76 tahun merupakan konsekuensi dtetapkannya definisi baru tentang planet. Resolusi 5A sidang umum IAU ke 26 berisi definisi baru itu. Dalam resolusinya tersebut dinyatakan sebuah benda langit bisa disebut planet apabila memenuhi 3 syarat, yakni mengorbit matahari, berukuran cukup besar sehingga mampu mempertahankan bentuk bulat dan memiliki jalur orbit yang jelas dan “bersih” (tidak ada benda langit lain di orbit tersebut).
Dengan definisi baru tersebut, pluto tidak berhak menyandang nama planet karena mempengaruhi syarat yang ketiga. Orbit Pluto memotong orbit planet Neptunus sehingga dalam perjalanannya mengelilingi matahari, Pluto kadang berada lebih dekat dengan matahari dibandingkan Neptunus.

Jumat, 15 Oktober 2010

Prakiraan Cuaca Ekstrem hingga Februari 2011


KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Ilustrasi.
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah menggelar rapat koordinasi tentang antisipasi terhadap iklim dan cuaca ekstrem yang diprediksi akan terjadi di Indonesia hingga Januari atau Februari 2011akibat dampak pemanasan global yang juga melanda dunia.

"Cuaca ekstrem diprediksi akan berlangsung hingga awal tahun depan. Karena itu, sasaran rakor adalah untuk mengatasi dampak iklim dan cuaca ekstrem yang belakangan ini sudah dirasakan oleh masyarakat luas," kata Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono di Jakarta, Senin (4/10/2010).

Seusai memimpin rapat koordinasi tentang antisipasi terhadap iklim dan cuaca ekstrem di Kantor Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan, Agung Laksono mengatakan, tujuan rakor juga untuk menentukan langkah-langkah lanjutan yang harus dilakukan oleh setiap kementerian atau lembaga terkait.

Menurut dia, kondisi Indonesia, selain memiliki keunggulan strategis, juga rentan terhadap bencana alam yang disebabkan fenomena cuaca dan iklim ekstrem serta gempa bumi.

Berdasarkan kajian panel antar-pemerintah mengenai iklim, aktivitas manusia merupakan penyebab meningkatnya suhu global yang memicu perubahan iklim yang ditandai dengan perubahan pola curah hujan, cuaca lebih ekstrem, naiknya paras air laut, bencana kekeringan, badai, banjir, gelombang panas, dan kebakaran hutan secara luas.

"Cuaca ekstrem dan perubahan pola curah hujan bisa berdampak pada gagal panen dan menyebabkan rawan pangan, gelombang tinggi yang membahayakan nelayan, banjir, dan lain sebagainya," katanya.

Menurut Agung Laksono, perubahan iklim dan cuaca ekstrem, selain memunculkan berbagai wabah penyakit dan gangguan kesehatan lainnya, juga akan berdampak pada para petani, yakni perubahan pola tanam dan gagal panen serta para nelayan yang tidak berani melaut akibat ombak tinggi. "Hal tersebut jika tidak segera diantisipasi akan menimbulkan kerawanan sosial," katanya.
Ia menambahkan, pemerintah merasa perlu meningkatkan pemahaman dan kewaspadaan masyarakat terhadap karakteristik dan sistem peringatan dini berbagai dampak yang diakibatkan oleh fenomena cuaca dan iklim ekstrem melalui upaya mitigasi, adaptasi, dan penguatan kelembagaan.

PVMBG Awasi Secara Intensif 20 Gunung Berapi di Indonesia

Kepala Bidang Pengamatan Gunung Api Pusat Vukanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Hendrasto menjelaskan bahwa saat ini ada 3 gunung berapi yang berstatus 'siaga' (level III) dan 17 gunung lainnya berstatus 'waspada' (level II).
     Tiga gunung api yang bersifat 'siaga' tersebut adalah Gunung Sinabung di Sumatera Utara, Karangetang di Sulawesi dan Gunung Ibu di Halmahera. Sementara itu untuk status gunung Sinabung turun dari status 'awas' (level IV) menjadi 'siaga' sejak 23 September 2010.
     17 gunung api lainnya berstatus waspasa (level II) yakni Gunung Merapi (gunung ini naik status dari aktif normal menjadi 'waspada' mulai tanggal 20 September 2010 yang lalu), Egon, Talang, Batur, Kaba, Anak Krakatau, Semeru, Slamet, Sangeang Api, Rinjani, Rokatenda, Soputan, Dukono, Gamalama, Papandayan, Lokon, Kerinci dan Gunung Bromo.
     Mengenai pelaporan aktivitas gunung api tersebut adalah secara real time on line, jelas Hendrasto saat ditanya mengenai bagaimana cara pelaporan aktivitas gunung api tersebut.

Gunung Merapi Menuju Kritis


Gunung Merapi, Sleman, Yogyakarta. TEMPO/Arif Wibowo
TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Status waspada Gunung Merapi yang diberlakukan sejak 20 September lalu kini dibarengi dengan peningkatan aktivitasnya. Gempa vulkanik pun sudah mulai dirasakan oleh warga yang berada di sekitar gunung teraktif di dunia itu. Gempa tersebut dirasakan oleh warga yang berada di jarak 6 kilometer dari puncak gunung.

“Pola erupsi yang terjadi saat ini berbeda dengan erupsi 2006, gempa vulkaniknya lebih kuat, yang sudah terjadi gempa vulkanik mencapai 3 skala richter,” kata Subandrio, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Senin (11/10).

Indikasi dari peningkatan aktivitas gunung Merapi dari hasil evaluasi mingguan, kata dia, jumlah gempa vulkanik pada minggu ini mencapai 22 kali. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan gempa vulkanik pada minggu sebelumnya yang hanya 20 kali. Untuk gempa vulkanik dangkal sebanyak 39 kali, sedangkan pada minggu yang lalu mencapai 44 kali gempa dangkal.

Untuk gempa fase banyak (multiphase) minggu ini mencapai 544 kali atau lebih banyak dari minggu sebelumnya hanya 376 kali. Dan, jumlah guguran lava juga semakin intensif, yakni mencapai 117 kali. Padahal, pada minggu sebelumnya jumlah guguran lavanya hanya 35 kali.

Karena kondisi Gunung Merapi semakin menuju ke arah kritis, pihak BPPTK Yogyakarta mengintensifkan koordinasi dengan pemerintah kabupaten di sekitar Gunung Merapi, seperti Kabupaten Klaten, Sleman, Magelang dan Boyolali. Gunung Merapi berada di perbatasan empat kabupaten tersebut.

”Langkah-langkah antisipasi jika terjadi erupsi kami koordinasikan dengan pemerintah daerah setempat, termasuk jalur-jalur evakuasi yang mulai diperbaiki,” kata Subandrio.

Dihubungi terpisah, Triyono, Petugas Pengamatan Gunung Merapi di Pos Pengamanan Kaliurang, mengungkapkan aktivitas gunung itu terus meningkat. Setiap hari selalu ada gempa vulkanik, guguran lava dan gempa multiphase. Untuk guguran lava masih mengarah ke Kali Gendol yang berada di wilayah Kabupaten Sleman.

Ditambahkannya bahwa guguran lava baru bisa terlihat dari Pos Pengamatan Kaliurang Sleman. Untuk pos pengamatan di Magelang, Klaten maupun Boyolali belum terlihat guguran lava.

“Puncak Gunung Merapi sering tertutup awan, sehinga pengamatan langsung sering terganggu oleh awan,” kata Triono.

Pada Senin pagi sekitar pukul 09.00 WIB, sirine "Eraly Warning System" atau peringatan dini bahaya Gunung Merapi yang berada di Kabupaten Sleman berbunyi, diduga karena adanya kerusakan sistem. Bunyi sirine itu sempat membuat warga sekitar panik. Sirene tersebut bukan milik BPPTK, tetapi milik Pemerintah Kabupaten Sleman.

Menurut Heri Suprapto, Kepala Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, meskipun warga mendengar suara sirene namun warga tetap beraktivitas seperti biasa. Selain itu mereka juga bertanya apakah Gunung Merapi erupsi.

“Warga bertanya-tanya soal bunyi sirine, apakah Merapi sudah meletus, tetapi aktivitas seperti biasa masih dilakukan,” kata dia.

ARtI SEBUAH TITIPAN (By Rendra) - Disalin dr Pramono'Pakdhe'Dewo ditulis kembali oleh mbak sovie..

Seringkali aku berkata,
Ketika semua orang memuji milikku

Bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan
Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya
Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya
Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya
Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya

Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya:
Mengapa Dia menitipkan padaku ?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ?
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu ?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ?

Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
Kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka
Kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku

Aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas, dan
kutolak sakit,
kutolak kemiskinan,
seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku

Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika:
Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku.

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku",
Dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku

Gusti, Padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanya untuk beribadah..

Sesungguhnya ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja...

Kamis, 14 Oktober 2010

GEMPA BUMI

Pergerakan lempeng mana saja yang menyebabkan terjadinya gempa bumi tektonik?

Jalur gempa tektonik di Idonesia yang berasosiasi dengan gerakan lempeng diantaranya adalah zona penunjaman antara lempeng Samudra Indo Australia dengan Lempeng Eurasia, yaitu sebelah barat pulau Sumatera, bagian selatan pulai Jawa sampai Nusa Tenggara Timur. Kemudian antara Sulawesi bagian utara sampai Maluku merupakan penunjaman antara lepeng Pasifik dengan lempeng Eurasia. Irian Jaya bagian utara yang merupakan pertemuan lempeng Samudra Pasifik dengan lempeng Samudra Indo Australia.
Diantara gempa yang sangat membahayakan adalah gempa tektonik, karena pergerakan lempeng akan mempengaruhi satuan wilayah yang luas. Gempa tersebut dapat menyebabkan robohnya bangunan, dan juga dapat menyebabkan tanah terbelah dan bila bagian tanahnya yang labil dapat mengakibatkan longsor. Contohnya adalah gempa bumi yang terjadi di DIY-JATENG pada tanggal 27 Mei 2006. Gempa bumi yang terjadi di dasar samodra dengan kekuatan dahsyat dapat menyebabkan tsunami yang dapat menghancurkan tatanan geografi di suatu daerah seperti di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 dan pangandaran beserta wilayah pesisir pantai selatan Pulau Jawa pada hari Senin sore tanggal 17 Juli 2006

Tips dalam menghadapi gempa

Sebelum Gempa
1. Siapkan perlengkapan:
- Perlengkapan memasak praktis
- Perlengkapan mandi dan mencuci (handuk, sabun, pasta gigi, sikat gigi, dll)
- Perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan dan buku petunjuknya
- Pakaian pelindung dan jas hujan
- Lampu sorot
- Baterai ekstra
- Radio portable lengkap dengan kabelnya
- “Sleeping bad” kantong tidur dan selimut
- Obat-obatan penting (termasuk obat resep dokter)
2. Perkokoh perabot rumah, ikat di dinding, lepaskan benda-benda yang mudah jatuh
3. Catat nomor telepon polisi dan BMG, pantau radio
4. Pelajari dan latih cara-cara penyelamatan diri, siapkan jalur keluar dari gedung ke tempat aman

Saat Gempa

Di dalam ruangan :
Lindungi kepala dan wajah, berlindung di bawah meja atau sudut ruangan. Meringkuk rapat ke diding, jauhi pintu tertutup, jauhi jendela, kaca, cermin, besar, rak dan lemari. Jika di lantai atas. Berpegang pada tiang bangunn, jangan buru-buru turun. Bertahan hingga guncangan usai. Jika sudah aman, keluar dari dalam bangunan dengan tertib.

Di Lauar Gedung :
Pergilah ke tempat terbuka, jauhi bangunan, pepohonan, tiang listrik dan jembatan, jika di dalam mobil, segera hentikan mobil, matikan mesin dan tiarap di tempat terbuka, lindungi kepala

Setelah Gempa.
1. Periksa kondisi tubuh anda, apakah terdapat luka atau cedera, lakukan P3K, periksa lingkungan sekitar
2. Waspadai bau gas, segera tutup saluran gas, padamkan listrik dan air, jangan menyalakan korek api
3. Tetap waspada akan gempa susulan. Jauhi bangunan rusak, terutama akibat guncangan gempa. Jika dekat laut, pergilah ke tempat tinggi (>10 m), stabil, dan aman dari tsunami.


Tips Menghadapi Gempa bumi dari Jepang (Earthquakes)


Jepang adalah suatu negara yang mempunyai tingkat gempa bumi yang tinggi. Hal ini dapat dipakai sebagai sebuah pelajaran berharga. Contohnya adalah gempa bumi besar yang terjadi pada tahun 1995 yang merampas banyak nyawa tak berdosa dan menimbulkan sejumlah kerugian yang tak ternilai.

Oleh karena itu, kita harus siap baik secara mental maupun secara material untuk mencegah terjadinya kerugian sekecil mungkin jika saja terjadi gempa di suatu saat.

-------------
* Tindakan pencegahan :

(1) Mencari tempat yang paling aman di dalam rumah
(2) Mengadakan persediaan air minum 2~3 liter sehari / orang
(3) Mempersiapkan tas ransel untuk menempatkan barang-barang keperluan yang dibutuhkan oleh semua anggota keluarga, Misalnya : lampu senter, baterai cadangan, air minum, makanan, sejumlah uang tunai, kartu identitas, buku tabungan, korek api. Lilin, kotak P3K, helm atau tutup kepala lainnya, baju dalam, dan barang-barang berharga lain yang dirasakan perlu untuk dibawa

(4) Menguatkan barang-barang mebel dengan menggunakan logam agar tidak rubuh pada saat gempa terjadi
(5) Agar pecahan kaca jendela dan kaca lemari tidak berhamburan, tempelkan kaca film ( yang biasa ditempel di mobil )
(6) Mencatat nomor telpon darurat dan tempat yang bisa dihubungi dan mengerti bahasa negeri Anda ( bukan bahasa Jepang )
(7) Menegaskan tempat pengungsian, rumah sakit terdekat dan bagaimana cara pergi ke rumah sakit. Tanyakan tempat-tempat tersebut pada kantor wilayah kota atau kantor daerah tempat Anda tinggal.

-------------
* Ketika timbul gempa bumi:

(1) Utamakan keselamatan terlebih dahulu, dan mengungsi ke tempat pengungsian terdekat

(2) Matikan api dan kompor gas yang sedang dipakai. Matikan juga alat-alat yang dapat menyebabkan timbulnya api. Jika timbul kebakaran, maka padamkan api dengan menggunakan alat pemadam api terdekat

(3) Membuka pintu dan mencari jalan keluar dari rumah

(4) Sedapat mungkin mempunyai informasi mengenai gempa bumi yang bisa didapatkan melalui TV, radio, ataupun telepon

(5) Tidak terburu-buru melompat keluar dari gedung. Biarkan gempanya mereda, dan sesudah agak tenang, mengeluarkan kotak P3K dan keluar menuju ke tanah kosong sambil melindungi kepala dengan menggunakan helm atau penutup kepala yang lain

(6) Agar tidak tersesat pada saat hendak pergi ke tempat pengungsian, periksa apakah ada orang yang tertinggal ( anggota keluarga, tetangga, dll )

(7) Ketika gempa terjadi pada saat sedang menyetir kendaraan, jangan langsung menggunakan rem darurat. Dekatkan kendaraan Anda menuju ke sebelah kiri bahu jalan sambil perlahan-lahan mengurangi kecepatan kendaraan. Jangan berhenti di dekat pompa bensin, fasilitas gas yang mempunyai tegangan tinggi ataupun di bawah jembatan penyeberangan.

(8) Berjalan di tengah-tengah jalan yang luas. Berhati-hatilah terhadap papan reklame, barang-barang yang berjatuhan, tiang listrik rubuh dan juga terhadap serpihan kaca yang pecah.

-------------
* Setelah gempa bumi terjadi

Akan ada bahaya gelombang pasang atau gempa susulan. Sedapat mungkin kumpulkan informasi yang tepat melalui TV, radio atau koran. Jika keadaan tidak memungkinkan Anda untuk kembali ke rumah karena adanya gempa besar, segera hubungi kedutaan besar atau konsulat negeri sendiri untuk memberitahukan keadaan keselamatan Anda. Beritahukan juga alamat pengungsian yang saat ini dapat dihubungi pada Kedutaan Besar atau Konsulat Negeri agar mereka dapat memberikan informasi yang tepat pada pihak keluarga Anda. Hubungi juga pihak sekolah tempat Anda belajar atau kantor tempat Anda bekerja.

Rabu, 13 Oktober 2010

PERAN IPS DALAM PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA


Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai kelompok etnis, budaya, agama, dan lain-lain sehingga negara Indonesia dapat dikatakan sebagai negara yang memepunyai masyarakat multikultural. Sayangnya, saat ini kehidupan masyarakat di Indonesia sering terjadi konflik dan kekerasan daripada pengamalan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Setiap hari media massa menyuguhkan berita tentang konflik, kekerasan dan berakhir dengan pembunuhan. Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi puluhan kasus konflik dan kekerasan mulai dari kasus Ambon, kasus Papua, Aceh, dan kasus sejenis lainnya.
 Ada beragam faktor pemicu konflik di Indonesia. Mulai dari masalah perbatasan wilayah, perbedaan partai politik, perbedaan agama, suku maupun ras.
      Selain masalah konflik dan kekerasan, di Indonesia juga ada permasalahan di bidang pendidikan. Rendahnya penyerapan lulusan di lapangan kerja, minimnya kreativitas manusia produk pendidikan, kenakalan remaja dan berbagai persoalan lainnya. Semua persoalan itu merupakan bukti adanya kesenjangan antara masyarakat dengan dunia pendidikan. Masalah ini menjadi tantangan besar bagi dunia pendidikan. Karena masalah tersebut berhubungan dengan kehidupan sosial, ekonomi, budaya masyarakat, maka masalah ini harus dikaji dalam perspektif pendidikan multikultural dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
                   Pada pendidikan multikultural, selalu muncul dua kata kunci, yaitu: pluralitas, dan kultural. Pemahaman pluralitas mencakup segala perbedaan dan keragaman apapun bentuknya. Kultur tidak bisa lepas dari empat tema penting yaitu aliran (agama), ras (etnis), suku, dan budaya. Dua hal itulah yang menjadi inti dari pendidikan multikultural.
Mata Pelajaran IPS diharapkan dapat mempunyai peran yang besar dalam membentuk kharakter peserta didik secara klasikal, karena secara langsung maupun tidak langsung mengajarkan dan mentransmisikan muatan budaya tertentu berupa nilai, sikap dan peran, dan pola-pola perilaku sehingga bisa dikatakan bahwa pembelajaran IPS harus menjadi guiding light yang berfungsi menuntun peserta didik menjadi manusia yang berakhlak dan berbudi pekerti luhur. Contohnya: mampu mempraktekkan nilai-nilai demokrasi, seperti: menghargai pendapat dan hak asasi manusia, menghindari kekerasan, menghormati keanekaragaman dan mematuhi hukum. 
Multikulturalisme merupakan suatu konsep dimana sebuah komunitas dalam konteks kebangsaan dapat mengakui keberagaman, perbedaan, dan kemajemukan budaya baik ras, suku, etnis, dan agama. Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang senantiasa memiliki optimisme untuk menyelesaikan persoalan apa pun yang dihadapi. Optimisme itu tentu bukan sekadar optimisme tanpa modal, tetapi optimisme yang didukung oleh kemampuan dan kemauan untuk selalu meningkatkan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual agar dapat memiliki sensibilitas, sensitivitas, apresiasi, simpati, dan empati.
               Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk atau masyarakat plural, artinya masyarakat yang mempunyai tingkat diferensiasi sosial yang tinggi. Masyarakat Indonesia ditandai dengan keberagaman berbagai hal, seperti: ras, suku bangsa, agama, adat, dan budaya.  Hal ini dipertegas lagi dalam cita-cita dan semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang berarti: Meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
                   Menurut Ainurrafiq Dawam, pendidikan multikultural adalah proses pengembangan seluruh potensi manusia yang menghargai pluralitas dan heterogenitasnya sebagai konsekuensi keanekaragaman budaya, etnis, suku, dan aliran (agama). Dengan demikian, pendidikan multikultural menghendaki penghormatan dan penghargaan setinggi-tingginya terhadap harkat dan martabat manusia dari mana pun dia berasal dan berbudaya apa pun dia. Harapannya adalah terciptanya kedamaian sejati, keimanan yang tidak dihantui kecemasan, dan kebahagiaan tanpa rekayasa.
Salah satu metode yang efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran adalah dialog atau model komunikatif. Dengan berdialog, memungkinkan setiap komunitas yang memiliki latar belakang agama yang berbeda-beda dapat mengemukakan pendapatnya secara argumentatif. Dari proses inilah diharapkan nantinya memungkinkan sikap lending and borrowing serta saling mengenal antar tradisi dari setiap agama yang dipeluknya masing-masing anak didik, sehingga bentuk-bentuk truch claim dan salvation claim dapat diminimalkan bahkan kalau mungkin dapat dibuang jauh-jauh.
          Selain itu, perlunya keterlibatan siswa dalam bentuk belajar aktif yang kemudian dapat dikembangkan dalam collaborative learning. Belajar aktif adalah belajar dengan memperbanyak aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dari berbagai sumber, buku teks, perpustakaan, internet, atau sumber belajar lainnya untuk di bahas dalam pebelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu menjelaskan tugas apa yang harus dikerjakan oleh siswa, tujuan pemberian tugas tersebut, kemana mereka mencari informasi, bagaimana cara mengolah informasi sampai kesimpulan. Masih banyak metode lain yang dapat digunakan dalam pendidikan multikultural.
Mata pelajaran IPS yang mencakup pelajaran sejarah, geografi, sosiologi, ekonomi dapat berperan dalam pendidikan multikultural. Tujuan IPS pada dasarnya adalah untuk mendidik dan memberi bekal  kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.  (Solihatin, 2007 : 15). Menurut Muh. Numan Somantri tujuan IPS untuk tingkat sekolah yaitu sebagai suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, psikologi, filsafat, ideologi negara, dan agama yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah untuk tujuan pendidikan. (Somantri, 2001 : 41).
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial  yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar  dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan, dan jaminan keamanan.
Pendidikan multikultural seyogyanya memfasilitasi proses belajar mengajar yang mengubah perspektif monokultural yang esensial, penuh prasangka dan diskriminatif ke perspektif multikulturalis yang menghargai keragaman dan perbedaan, toleran dan sikap terbuka. Perubahan paradigma semacam ini menuntut trasnsformasi yang tidak terbatas pada dimensi kognitif belaka.
Dunia pendidikan tidak tersaing dari perbincangan realitas multikultural tersebut. Bila tidak disadari, jangan-jangan dunia pendidikan turut mempunyai andil dalam menciptakan ketegangan-ketegangan sosial. Oleh karena itu, ditengah gegap gempita lagu nyaring “tentang kurikulum berbasis kompetensi dan kurikulum tingkat satuan pendidikan”, harus menyelinap dalam rasionalitas kita bahwa pendidikan bukan hanya sekesar mengajarkan “ini” dan “itu”, tetapi juga mendidik anak kita menjadi manusia berkebudayaan dan berperadaban. Dengan demikian, tidak saatnya lagi pendidikan mengabaikan realitas kebudayaan yang beragam tersebut.
      Dengan mengintergrasikan pendidikan multikultural dalam IPS diharapkan dapat membantu peserta didik untuk menyikapi perbedaan dan kemajemukan budaya yang ada di Indonesia menjadi sesuatu yang memperkaya pengetahuan peserta didik untuk benar-benar bisa memahami semboyan “Bhineka Tunggal Ika” Pengintegrasian pendidikan multikultural dalam IPS diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk membentuk masyarakat yang tangguh di tengah “Kebhinekaan” Disain pendidikan multikultural yang diintergrasikan bisa mencakup subyek seperti toleransi, tema-tema tentang perbedaan etnokultural suku bangsa, bahaya diskriminasi, penyelesaian konflik, HAM, demokrasi, dan pluralitas kemanusiaan dan lain-lain. Dengan pengintegrasian pendidikan multi kultural dalam pembelajaran IPS ini diharapkan dapat pendidikan IPS dapat berperan membantu mewujudkan visi pendidikan baru di Indonesia yaitu membangun manusia dan masyarakat madani Indonesia yang mempunyai identitas berdasarkan ciri khas budaya Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Aly (2003) Menggagas Pendidikan Islam Multikultural di Indonesia, dalam Jurnal Ishraqi, Volume II Nomor 1, Januari-Juli 2003, hlm. 60-73.
Banks, James A. (1989). Multicultural Education: Issues and Perspectives. Boston-London: Allyn and Bacon Press.
Buku informasi tentang Simposium Internasional Jurnal Antropologi Indonesia ke-3, Membangun Kembali Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika: Menuju Masyarakat Multikultural, 16-19 Juli 2002, di Universitas Udayana, Denpasar, Bali.
Nasikun, Imperatif Pendidikan Multikultural di Masyarakat Majemuk, Makalah dipresentasikan pada acara “Seminar Pendidikan Multikultural sebagai Seni Mengelola Keragaman”, yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial (PSB-PS) Universitas Muhammadiyah Surakarta, pada Sabtu, 8 Januari 2005.
Sumantri, Numan,(2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, Bandung: Remaja Rosda Karya





"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. (QS. Al Hujurat : 10).


Alangkah indahnya dunia kita seandainya semua memahami ayat ini....

Kita semua bersaudara, buat apa saling mencela....

Kita semua bersaudara, buat apa saling benci....

Kita semua bersaudara buat apa saling curiga.....

Kita semua bersaudara buat apa saling mengkhianati.....

Kita semua bersaudara...kita semua bersaudara....